Hits: 44

Estetia Alma

“Kekuasaan ibarat pedang bermata dua. Kalau tidak pandai menggunakannya maka bisa mendatangkan bahaya, baik pada pemiliknya maupun pada orang lain. Ingat, hanya orang-orang berilmu yang mampu menggunakan kekuasaan yang ada dalam tangannya untuk menolong orang-orang lemah dan tidak bersalah.” – Hal 5

Pijar, Medan. Buku yang ditulis oleh Aris Santoso berjudul Hoegeng adalah sebuah karya tentang seorang tokoh penting di Indonesia. Mengisahkan kehidupan dan kiprah Hoegeng Iman Santoso, tokoh bersejarah dalam Kepolisian Republik Indonesia. Hoegeng adalah seorang mantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia yang dikenal karena keberanian, integritas, dan dedikasinya terhadap penegakan hukum.

Dalam buku ini, penulis merangkum perjalanan hidup Hoegeng dari masa kecilnya hingga karier cemerlangnya di dunia kepolisian. Hoegeng lahir di Pekalongan, Jawa Tengah pada tanggal 14 Oktober 1921. Ia tumbuh dalam keluarga yang sederhana. Nama pemberian ayahnya adalah Iman Santoso, tetapi waktu kecil ia sering dipanggil bugel (gemuk). Lama-kelamaan menjadi Bugeng dan akhirnya berubah menjadi Hugeng.

Hoegeng seorang pekerja keras. Ia adalah profesional sejati. Ia mewarisi nilai-nilai kebajikan dari orang tuanya. Ia tidak mengagungkan harta atau kepemilikan, tetapi kejujuran dan kepedulian sosial itulah yang diutamakannya. Ia mengalami berbagai kesulitan dan rintangan dalam mencapai cita-citanya, tetapi dengan semangat yang gigih mampu membawanya meraih kesuksesan.

Buku ini menggambarkan perjalanan Hoegeng dalam penegakan hukum dan reformasi kepolisian di Indonesia. Hoegeng dikenal sebagai sosok yang tidak takut untuk menghadapi tantangan dan melawan korupsi di tubuh kepolisian. Ia berjuang untuk memperbaiki citra polisi yang saat itu masih tercemar oleh perilaku tidak etis dan penyalahgunaan wewenang.

Aris Santoso dalam buku ini menggambarkan bagaimana Hoegeng menghadapi berbagai situasi sulit dan mengambil keputusan-keputusan penting dalam kariernya. Keberanian dan integritasnya menjadi inspirasi bagi banyak orang, baik di kalangan polisi maupun masyarakat umum. Buku ini juga menyoroti pentingnya kepemimpinan yang adil dan transparan dalam membangun institusi kepolisian yang profesional.

“Kehadiran seorang atau sejumlah polisi harus mendatangkan rasa tenteram pada masyarakat sekitarnya. Bukan rasa takut sebab polisi bukan momok bagi masyarakat.” Hal 89

Selain itu, buku ini juga mengungkapkan sisi pribadi Hoegeng sebagai seorang ayah dan suami. Meskipun sibuk dengan tugas-tugasnya sebagai polisi, Hoegeng berusaha menjaga hubungan harmonis dengan keluarganya. Ia juga tetap memberikan perhatian yang cukup kepada anak-anaknya.

Memang baik menjadi orang penting, tetapi yang lebih penting menjadi orang yang baik.”   Hal 196

Secara keseluruhan, buku Hoegeng karya Aris Santoso memberikan gambaran yang jelas tentang kehidupan dan kontribusi Hoegeng Iman Santoso sebagai seorang tokoh penting di sejarah bangsa Indonesia. Buku ini tidak hanya menggambarkan perjalanan kariernya, tetapi juga menginspirasi pembaca untuk memiliki keberanian, integritas, dan semangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

(Redaktur Tulisan: Rani Sakraloi)

Leave a comment