Hits: 26
Sherenika Azalia
Ibu Nina memanggil anaknya dengan panggilan sayang “Nirmala”. Nira Mariska Lavy, itulah nama lengkap Nirmala. Ibu dan anak ini memang memiliki awalan nama yang sama yaitu dengan awalan abjad n. Nirmala merupakan anak manis yang baru saja masuk sekolah dasar kelas dua. Ia bersekolah setiap pukul tujuh dan akan pulang pukul sebelas setiap hari Senin sampai dengan Jumat. Namun, ini hari Kamis dan Nirmala tidak pergi ke sekolah.
“Kring, kring” bunyi sepedanya terdengar jelas di halaman rumah depannya. Itu artinya ia telah pulang. Kepulangan Nirmala memang tidak hanya dari sekolah saja, terkadang ia pulang dari tempat les bahasa inggrisnya, rumah temannya atau tempat jajan biasa yang dekat dengan rumah dan memang bisa ditempuh dengan sebuah sepeda miliknya. Sepeda yang dibalut dengan warna pink muda miliknya dan sudah menemani Nirmala selama kurang lebih dua tahun belakangan ini dan selalu menemaninya kemanapun.
Sepeda pink, ia memang sudah lama menginginkan sepeda itu sejak ulang tahunnya yang kelima. Kini ia sudah berumur tujuh tahun dan sebentar lagi akan berumur delapan tahun. Ia memiliki hobi berkeliling halaman rumah sejak mahir menggunakan sepeda roda empat, yang berarti dahulu masih membutuhkan dua roda tambahan. Kini ia sudah dapat bersepeda sejauh tiga kilometer dari rumah tanpa bantuan dua roda lainnya. Nirmala sudah mahir.
Hari Kamis tepat dengan Hari Natal di tahun itu, membuat Nirmala memiliki waktu luang akibat dari tanggal merah sebelum akhir pekan. Nirmala senang dan bahagia. Ia sudah mengeluarkan sepeda pink miliknya sejak pukul tujuh pagi. Ia sangat berenergi. Sama seperti waktu ia pergi ke sekolah jam tujuh pagi menggunakan sepeda tetapi, kali ini ia tidak pergi ke sekolah melainkan pergi ke tempat yang tidak biasa ia kunjungi.
“Ibu, Nirmala ingin pergi ke suatu tempat ini bersama Ibu”. Ucapnya kepada Ibu Nina. Tidak lama kemudian ia sudah mendapatkan respon dari ibunya. “Nak, usiamu masih tujuh tahun tetapi, entah dari mana rasa sayangmu dapat bisa begitu besar.” balas ibunya singkat dengan senyuman terharu.
Ternyata sore itu, ia menghabiskan waktunya mengunjungi semua tempat yang pernah ia kunjungi bersamaan dengan Almarhumah neneknya menggunakan hadiah sepeda pink dari nenek tersayang dengan ibunya. Mulai dari sebuah toko es krim favorit mereka, taman yang dipenuhi dengan bunga tulip yang merupakan bunga kesukaan Nirmala hingga pada akhirnya ke tempat peristirahatan terakhir nenek. Neneknya sangat menyayangi Nirmala sejak ia baru lahir di bumi. Saat neneknya tiada, rasa hampa mendalam dapat dirasakan anak umur tujuh tahun ini.
Hari ini tepat satu tahun sudah nenek tiada, Nirmala teringat akan semua memori yang pernah ia lalui bersama neneknya dahulu tetapi, ia anak manis yang memiliki senyum lebar dan akan menipiskan senyumannya saat ia bersedih. Ibu Nina mengetahui bahwa hari ini Nirmala menyunggingkan senyum lebar manisnya ke atas awan. Menganggap neneknya dapat melihatnya dari atas sana.