Hits: 28

Frans Dicky Naibaho

Pijar, Medan. Setiap hari Sabtu terakhir pada bulan Maret, terdapat rutinitas tahunan para pegiat gerakan Earth Hour dalam upaya mengingatkan masyarakat dunia agar semakin peka terhadap masalah-masalah lingkungan. Tahun ini, penyelenggaraan Earth Hour jatuh pada tanggal 27 Maret 2021, pukul 19.30-20.30 WIB.

Lebih mendalam mengenai Earth Hour, gerakan ini diinisiasi oleh World Wide Fund for Nature (WWF) dengan tujuan untuk mengetuk kesadaran setiap orang agar mulai mengambil tindakan terhadap berbagai masalah yang terjadi di lingkungan. Singkatnya, upaya untuk kembali merawat bumi. Hal tersebut perlu dilakukan akibat dipicu dari perubahan iklim yang semakin bertambah tahun, semakin tidak menentu. Lebih dari itu, terjadinya kenaikan suhu bumi pun memberi pengaruh besar terhadap berbagai aspek penunjang keberlangsungan hidup, seperti perubahan kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian, dan bahkan ekosistem wilayah pesisir. Ini mengapa akhlak kepada alam perlu dimiliki oleh setiap orang, sebagaimana yang diungkapkan oleh Najelaa Shihab.

“Gerakan Earth Hour ini sangat penting bagi pembentukan karakter anak muda, yaitu menjadi Pelajar Pancasila, salah satunya adalah beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Berakhlak kepada alam adalah salah satu wujudnya,” ujar Najelaa Shihab, Pakar Pendidikan dan Anggota Badan Pengurus Yayasan WWF Indonesia dalam konferensi pers virtual dari Jakarta, Jumat (26/3).

Awalnya, Earth Hour mulai dikenal saat pelaksanaan gerakan mematikan lampu di Sydney, Australia pada 2007 silam. Sejak itu, Earth Hour semakin dikenal dan menjadi suatu gerakan masal yang didukung oleh sekitar 185 negara, termasuk Indonesia yang sudah mulai mengikuti gerakan ini sejak tahun 2015 dan benar-benar mengembangkan Earth Hour melalui berbagai aktivitas menarik sejak 2019 hingga kini.

Perayaan Earth Hour di Hotel GranDhika Setiabudi Medan pada tahun 2020 lalu. (Sumber foto: medan.tribunnews.com)

Pelaksanaan gerakan ini dilakukan dengan cara mematikan lampu non-esensial yang biasa disebut dengan switch-off selama satu jam penuh. Hal ini dianggap sebagai simbol komitmen atas dukungan untuk mengurangi penggunaan listrik yang tidak diperlukan agar meminimalisir dampak dari Global Warming. Penyelenggaraan Earth Hour di Kota Medan sendiri pun turut didukung oleh sejumlah hotel di Medan dengan melakukan pemadaman serentak. Beberapa hotel yang ikut andil ialah Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention, Hotel GranDhika Setiabudi, dan Cambridge Hotel Medan.

Dilansir dari Tribun Medan, Marketing Communication Cambridge Hotel Medan, Tinera Siburian tak segan-segan mengajak masyarakat di  dunia untuk menjaga bumi.

“Bagi masyarakat dunia juga diharapkan untuk sadar menjaga bumi tempat kita tinggal dengan melakukan banyak penghijauan, hemat energi guna mengurangi emisi karbondioksida yang dapat menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim secara ekstrim, dan mengurangi sampah plastik,” ungkap Nera.

(Editor: Erizki Maulida Lubis)

Leave a comment