Hits: 8
Dheandra Hanani / Alvira Rosa
Pijar, Medan. Bisnis yang berhubungan dengan produk makanan dan minuman ialah Bisnis F&B (Food and Beverage). Di mana pada masyarakat awam, kedua singkatan ini mungkin masih terdengar asing dan juga masih banyak yang menyalah artikan kedua singkatan nama tersebut.
Kendati demikian, bisnis F&B ini merupakan bisnis yang memiliki begitu banyak peminat. Hal ini disebabkan peluang untuk menghasilkan keuntungan dari bisnis ini juga lumayan besar. Salah satu kunci keberhasilan bisnis F&B di tengah persaingan ini ialah inovasi dan kreativitas.
Maka dari itu, MOKA sebuah perusahaan rintisan Software as a Service dari Indonesia yang bergerak di bidang aplikasi kasir bekerja sama dengan Apkulindo, TDA Community Semarang, MOC, SheStarts.id, dan Rumah BUMN Bandung dengan melaksanakan sebuah webinar online yang bertema “Persiapkan Strategi Ekspansi Bisnis F&B”, pada (15/12) secara live melaui aplikasi Zoom meeting.
Sesuai dengan tema yang diangkat, webinar ini juga mengundang dua narasumber yang sama-sama terjun kedalam bisnis F&B. Diantaranya Yuszak M Yahya (CEO Serasa Food, Commissioner Smartplus Accelerator) dan Bedi Zubaedi (Ketua Apkulindo, Founder & CEO Quick Chicken Indonesia), yang dipandu oleh Gita Suliawan.
Dalam diskusi pertama, Gita Suliawan mempersilahkan Yuszak M Yahya selaku CEO Serasa Food dan Commissioner Smartplus Accelerator untuk menjadi awal pembuka materi. Di mana Yuszak mengatakan, “Jika ingin berkecimpung dalam bisnis F&B ini, kita tetap harus melihat passion kita dan target pasar kita,” ungkapnya.
Kemudian, diskusi kedua dilanjutkan oleh Bedi Zubaedi selaku Ketua Apkulindo dan Founder&CEO Quick Chicken Indonesia. Bedi mengingatkan kita bahwa dalam menciptakan suatu produk, F&B haruslah diingat. Sebuah produk haruslah produk yang orisinal dan jangan lupa langsung dihak patenkan agar tidak terjadi masalah dikemudian hari. “Seperti Quick Chicken milik saya yang sudah saya hak patenkan,” ujarnya.
Bedi juga sempat bercertia bahwa saat menekuni bisnis yang ia buat, ia sama sekali tidak memiliki mentor, sebab ia belajar dari pengalaman-pengalaman temannya. Saat ia melakukan sesi sharing bersama orang yang lebih berpengalaman, ia belajar dengan melakukan semuanya sendirian. Contohnya, seperti saat ditagih untuk melakukan pembayaran pajak bangunan, dsb.
Kemudian ia juga menyarankan untuk bisa mengikuti trend atau perkembangan zaman, jika ingin membuka usaha F&B nantinya.
“Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh para pelaku bisnis, dimulai dari memperhatikan pemasukan dan pengeluaran, menganalisis produk yang disukai dan tidak disukai masyarakat, dan juga memperhatikan lokasi di mana kita ingin berbisnis. Dan pastikan lokasinya strategis dan tidak putus kontrak,” tambahnya.
Sebagai penutup pemaparan materi, Bedi Zubaedi juga menyampaikan bahwa, “Bagi masyarakat yang punya keterampilan dibidang memasak khususnya masakan tradisional, agar dapat terus dikembangkan. Karena di tahun-tahun kedepan ini, masakkan tersebut akan booming dan mengalahkan makanan luar negeri,” jelasnya.
(Editor: Erizki Maulida Lubis)