Hits: 23
Ainun Putri Lubis
Pijar, Medan. Medan Soundspectives untuk pertama kalinya diadakan di Medan. Sukses terlaksana selama dua hari dengan konsep yang unik dan berbeda dari festival pada umumnya.
Mengangkat tema “Mendengar Melalui Mata, Melihat Melalui Telinga” festival ini diselenggarakan di Andaliman Hall, Jl. Abdullah Lubis, pada Sabtu dan Minggu 30-31 Maret 2019.
Medan Soundspective merupakan festival musik yang bertujuan untuk memberikan perubahan pada generasi muda Kota Medan dan membagikan perspektif baru tentunya.
Awal mula terciptanya ide untuk membuat festival ini yaitu ketika Matthias Jockman datang ke Medan tahun lalu. Matthias memiliki ide untuk membuat beberapa project untuk masyarakat, yaitu bukan hanya tentang satu jenis musik, atau hanya tentang satu jenis seni, serta untuk anak muda dan orang tua saja.
Matthias ingin membuat sesuatu untuk masyarakat luas. Matthias merasa Medan sangat berisik dan tentunya sangat berbeda dengan negara asalnya, Jerman. Menurut Matthias, Medan sangat mengagumkan, karena memiliki budaya yang berbeda-beda. Bagi Matthias suara adalah hal yang sangat penting, dan bagaimana cara kita mendengarnya juga merupakan hal yang sangat penting.
“So I think most of people just focus on the pictures like Instagram, only pictures, usually didn’t have sound. I think sound is the only sense we can’t shut down, we can close our eyes, we can close our mouth, but we can’t shut the ears. So this is super important to know. And in this festival I would like to make people have new experience, it’s how do we listen, but also how do we see it. So we have some experiment in film, we have silent movie with live music, but we see a film and we hear a music but maybe sometimes it match but sometimes it doesn’t match. So we see in a new way and we listen in a new way,” jelas Matthias Jockman, selaku Direktur Festival Medan Soundspectives.
Bertemu dengan tiga anak muda kreatif asal Medan yaitu Rani Jambak (Music Practitioner), Pratama Adi Nugraha dan Evi Octaviani, ide Matthias pun berkembang dan terciptalah Musik Festival ini.
“The most important to me is to rise a question, so I want to make people get inspired in here, I hope we can inspired people, I hope when people come out of Medan Soundspectives, that they think they learn something new or they have a question and they have to think about that. So that really touching for me when they think ‘Ah I live in Medan but I didn’t know about this before’ So to me I don’t have a message, my hope is when people came out then they think they have something new, and they learn or get inspired from Medan Soundspectives,” Ungkap Matthias ketika ditanyai apa harapannya.
Tidak hanya memiliki konsep yang unik tetapi festival ini juga memberikan banyak hiburan dan diskusi publik. Ada juga Pameran, Pemutaran Film, Seni Mural, Video Mapping, Seni Mural, Workshop dan masih banyak lagi.
“Dari semua yang kita tampilkan semua program yang ada disini, mudah-mudahan kita semua bisa mendapatkan satu hal yang baru, mungkin bagi beberapa sudah biasa, tetapi untuk beberapa orang tentu mereka mendapatkan sesuatu yang baru di sini, entah itu dari diskusi, melalui workshop ataupun music yang ditampilkan. Saya pribadi belajar banyak dari festival ini, bagaimana cara mendengar dengan seksama dan berkomunikasi secara mendalam. Mudah-mudahan teman-teman semuanya dapat mempelajari sesuatu hal yang baru dari Soundspectives Medan ini,” Tutup Rani Jambak.
Redaktur Tulisan: Intan Sari