Hits: 12
Laura Arya Wienanta
Pijar, Medan. Nama desainer busana muslim Dian Pelangi sudah lalang melintang hingga di perhelatan mode Internasional. Konsistensinya di bidang fashion sejak tahun 2008 membawa Dian bersama keempat teman desainer ternama lainnya (Barli Asmara, Catherine Njoo, Melia Wijaya, dan Vivi Zubedi, Doris Dorothea) menuju ajang New York Fashion Week : First Stage Spring Summer 2017 pada 7 September 2017.
New York Fashion Week: First Stage sendiri merupakan bagian dari perhelatan mode terbesar di dunia mode internasional. Kelima desainer asal Indonesia ini akan membawakan tema Keberagaman Indonesia, sesuai dengan kondisi kekayaan suku dan budaya di negeri Indonesia.
Dian sendiri akan memamerkan 12 karya busana muslim yang bertemakan “Allurealist”. Koleksi ini terinspirasi dari kehidupan di Kota New York yang dinamis, padat dan aktif. Dian mengangkat cerita di balik energi dan nuansa yang dipancarkan dari berbagai masyarakat New York termasuk artis, pekerja sampai tunawisma.
Keberagaman dan cerita ditafsirkan oleh pola dan warna dalam penampilan.
Dian memasukkan unsur batik untuk disesuaikan dengan pola kontemporer yang menunjukkan siluet besar dan rekonstruksi dekonstruksi kota New York.
Dian juga menggunakan warna netral seperti putih, hitam, abu-abu dan krim yang dikombinasikan dengan beberapa warna identik New York seperti kuning dari taksi, hijau dari Central Park dan juga merah dari cahaya trafik.
Seluruh desain, warna dan corak saling bersinergi untuk mewakili hiruk pikuk suasana New York City. Dengan dua belas koleksi rancangannya, Dian berharap karyanya dapat menarik perhatian khalayak Amerika, penonton Indonesia sekaligus juga kalangan fashion mode sedunia.
“Semoga bisa menginspirasi dan memberdayakan masyarakat Indonesia, sekaligus sebagai tindakan nyata dari perancang Indonesia untuk mengaktualisasikan Indonesia menjadi fashion center dunia yang modis di masa depan,” ujar Dian pada saat Konferensi Pers di Grand Manhakam Jakarta (21/08/17).
