Hits: 44

Dita Andriani

 

Tuan, aku tidak sanggup merindu dalam sewindu

Harum tubuhmu melekat erat dalam lipatan baju yang ku kenakan

Hingga aku berimaji kau diantara kerumunan manusia di sudut kota

Atau mungkin bayangmu telah hadir diantara tumpukan bajuku

 

Tuan, aku tidak sanggup menunggu dalam malam yang menjelma dingin

Bermain dengan waktu dan bertanya kapan hadirmu bukan hal yang aku suka

Aku kaku, terbisu oleh waktu karenamu

Aku menunggu, memandang diam-diam di ambang pintu kayu kesukaanmu

 

Tuan, terkadang rindu bukan perkara temu

Hanya itu telah menjadi formalitas dalam melepas rindu

Padahal ia hanya butuh sapa atau sumpah serapah darimu

Percayalah, tidak ada pertemuan yang terlambat mungkin ia hanya terhambat, tuan

 

*Dari nona yang merindu tanpa dirindukan

 

Leave a comment