Hits: 20
Oleh : NADYA VRISTISSYA
(Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Departemen Ilmu Komunikasi)
Dia diam bukan bisu
Dia diam bukan tak mendengar
Dia diam bukan tak berarti tak melihat
Bukan berarti pula terpaku
Lembut terasa kasar
Kasar ternyata lembut
Mengerti rupanya tidak
Dan sungguh tak mengerti
Hujan pujian kejam mengarahnya
Tanpa tau mengapa dia diam
Silatan mata tertuju padanya
Mencaci maki hanya karena ia kusam
Dia tak selalu buruk
Diripun tak sadar bahwa topeng melekat
Dia tak selalu usang
Ternyata cermin tak dapat dibalik
Dia sedih meratapi
Menanti dewa-dewi mengerti
Dia ingin meyakini bahwa
Dia bukan sedang bertopeng