Hits: 15
Arsy Shakila Dewi
Pagi hari ini mencuri perhatian
Bercermin dalam pantulan
Tak kutanyakan pertanyaan hari-hari biasa
“Kenapa aku terlahir bila tidak diinginkan?”
Sampah membentuk pola abstrak, sebagian lainnya menggunung
Sibuk mencari temannya agar bisa berkelompok
Sementara aku?
Sendirian
Tak ada siapapun
Entah salah siapa, tapi tak mengapa
Kesepian, kebencian, kerinduan, cita-cita, asa
Sudah akrab bersahabat dengan sengaja
Sungai yang mengeluarkan aroma aus
Airnya yang likat
Apa bisa dianggap menjadi temanku?
Pernah suatu hari, kutanyakan pada semut beriring
“Hei, maukah kau jadi temanku?”
Pada rumput juga kulemparkan pertanyaan serupa
Seperti orang gila saja, pikirku dalam hati
Lobus frontalku kasihan setiap hari
Harus kuajak berpikir, tanpa mengisi perut terlebih dahulu
Pagi ini berbeda
Hari ini aku mengistirahatkan otakku
Sambil bermain cahaya yang menembus lubang-lubang kecil dinding
Tiba-tiba, terdengar dari luar suara seorang lelaki
Mengucapkan kata yang orang lain sering ucapkan
Saat hendak memasuki sebuah rumah
“Assalamu’alaikum,” katanya
Ku intip lewat cela
Berusaha mengusir sinar yang menghalangi
“Ya, siapa?” jawabku
Kepalaku akhirnya mendongak sedikit keluar
Ia berpakaian serba putih
Wajahnya asing bagiku
“Tamu tak kau suruh masuk?” balasnya
Kuulang kembali pertanyaanku tadi
“Siapa?”
Ia malah menjawab, “Mari pulang”.