Hits: 13
Nadya Divariz Bhayitta Syam/Maya Andani
Pijar, Medan. Film merupakan karya yang banyak digemari dan ditonton masyarakat. Perkembangan film sekarang ini pun semakin pesat dengan kualitas yang semakin hebat. Tentu tidak mudah dalam menggarap film, karena banyak hal yang harus dipelajari untuk membuat sebuah film yang bagus dan berkualitas.
Mengingat penting serta pesatnya pertumbuhan dunia perfilman khususnya di Indonesia, Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) mengadakan kuliah umum dengan mengundang perwakilan USA untuk Sumatera Utara di Ruang Sidang, Senin (05/03). Acara yang bertema “Changing the World with Movie” ini dihadiri pembicara Ashley Hasz, Direktor Film dan Pemasaran Terpadu di Partisipan Media, perusahaan media di California, Amerika Serikat. Acara ini dimoderatori oleh salah satu dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU, Haris Wijaya, S.Sos., M.Comm.
Ashley mengingatkan kita bahwa film adalah sebuah karya seni. Penggarapan film bukanlah sebuah hal yang kita bawa dari lahir, tapi sebuah keterampilan yang untuk meraihnya diperlukan kerja keras dan ilmu yang tidak sedikit. Sebagai sebuah karya seni, film juga berhak dinikmati oleh setiap kalangan.
Sudah merupakan sifat dasar manusia bahwa kita terbiasa dengan keinginan untuk ‘menonton’ diri kita sendiri di layar kaca namun tanpa harus membayar alias gratis. Pertanyaannya sekarang, bagaimana caranya mempersuasi orang agar secara sadar mengeluarkan uang untuk menonton sebuah film secara legal?
Ashley mengatakan bahwa isu dan film punya hubungan timbal balik. Untuk membuat sebuah film yang baik pertama kita harus mengidentifikasi isu yang ingin kita gunakan dan pastikan hal ini sesuai dengan minat sasaran penonton yang ingin kita tuju. Lalu kita harus memperhatikan objek yang kita bahas, kita ingin film ini nantinya akan seperti apa. Terakhir, buatlah taktik. Karena sebuah film hanya akan menjadi sekumpulan gambar tidak berati bila tidak dapat dinikmati oleh peminatnya.
Perlu diingat pula bahwa film dan isu berkaitan, dimana film membawa penontonnya untuk memerhatikan isu yang ada di dalamnya. Isu membawa penonton yang mungkin tidak tertarik pada film menjadi tertarik untuk menonton film.
“Karena pengaruh media adalah sesuatu yang berada jauh diatas khayalan manusia. Hal ini tentu saja sulit namun bukan berati tidak bisa,” ujar Ashley Hasz mengakhiri sesi kuliah umumnya.
Kuliah umum ini juga mendapat banyak respon positif dari peserta yang mengikutinya seperti Arsy Shakila Dewi, mahasiswi Ilmu Komunikasi stambuk 2017 yang sangat antusias dengan adanya kuliah umum ini.
“Temanya keren banget apalagi buat anak komunikasi kayak aku. Narasumbernya juga bagus menyampaikan informasinya. Cuma sayangnya publikasi untuk acara ini kurang banget. Karena banyak temanku yang tidak tau tentang kuliah umum ini,” ujar Arsy.
Terlepas dari itu, semoga kedepannya akan lebih banyak lagi acara seperti ini, terlebih untuk kita para generasi muda. Semoga nantinya akan lebih terbuka jalan untuk kemajuan perfilman Indonesia di mata dunia.
(Redaktur Tulisan: Viona Matullessya)
2 Comments
fred
Penambah semangatsangat bermanfaatterima kasih
Media Pijar
Ok. Sama – sama 🙂