Hits: 18
Sherenika Azalia
Kemarin sore di sekolah mendung, sepertinya hujan akan mengguyuri kembali Kota Bogor. Audi bersama dengan kedua temannya pulang dari sekolah dan mengharuskan mereka untuk berteduh sebentar. Audi, Damino, dan Rasya merupakan siswa kelas tiga SMP 1 Bogor yang setiap pulang sekolah memang selalu bersama dan sudah berteman sejak kelas satu.
“Kita berteduh sebentar, ya, Sya. Bilangin tuh ke Damino bilang kabarin ibunya, suka kelupaan tuh anak sampe ibunya sering nanyain ke aku.” ucap Audi.
Mereka berteduh di dekat warung kecil yang tidak jauh dari sekolah. Seperti biasanya saat sedang berteduh menunggu hujan agak reda, mereka selalu memesan minuman wedang jahe kepada Bi Reni. Bi Reni merupakan orang yang memiliki warung kecil dekat sekolah tersebut dan juga sudah akrab dengan mereka sejak mereka menduduki kelas satu di SMP.
Sesaat sampai di warung, Audi mengabari ibunya di rumah bahwa ia pulang agak telat dikarenakan hujan yang lumayan deras membuatnya tidak dapat menerjang hujan kali ini. Angin hujan kali ini cukup kencang, tidak seperti hujan biasanya.
Perasaan Audi lumayan bercampur aduk karena ia seharusnya dapat latihan untuk perlombaan basket dahulu setelah sampai dirumah, namun tertunda karena hujan sore kemarin. Audi berpikir bahwa hujan adalah berkah yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa, sehingga Audi tidak merasa begitu sedih tidak dapat latihan basket.
Lomba basket nasional antar SMP yang akan diadakan satu bulan lagi membuat Audi latihan setiap hari demi kebugaran yang stabil. Damino dan Rasya juga termasuk ke dalam tim basket perlombaan basket nasional bersama Audi yang membuat mereka semakin lebih sering bertemu walaupun mereka bertiga terpisahkan atau tidak sekelas pada saat kelas tiga.
Pada saat hari perlombaan tiba, keluarga dan seluruh temannya datang untuk mendukung dirinya dan juga timnya. “Sya, mana si Audi? Udah mau mulai ini pertandingannya budaknya malah ilang,” tanya Damino.
“Audi lagi ketemu ibunya sebentar minta doanya katanya mah.” ucap Rasya.
Kemudian mereka bertiga berdoa bersama seperti biasa demi kelancaran pertandingan. Mereka bertiga memang selalu berdoa, seperti saat sebelum ujian kenaikan kelas, mereka justru berkumpul di rumah Audi dahulu untuk berdoa sekalian makan malam di rumahnya.
Beberapa babak sudah terlewati, kemudian Audi dan tim basket dari SMP 1 Bogor masuk ke dalam babak final dan melawan SMP 5 Bogor untuk memperebutkan juara 1. Poin sudah menunjukan angka 44 dan 48 yang membuat SMP 1 Bogor kalah 4 poin dari SMP 5 bogor. Waktu hanya tersisa sekitar 10 menit untuk mereka merebut poin yang tertinggal.
Tiga menit terakhir poin menunjukkan angka 48 dan 50 yang membuat angka mereka selisih 2 poin. Audi memasukan 3 poin pada saat satu menit terakhir yang membuat poin berubah menjadi 51 dan 50. SMP 1 Bogor memenangkan perlombaan basket nasional antar SMP tahun ini.
Keesokan harinya merupakan hari Senin. Upacara berlangsung seperti biasa dan pengumuman pemenang lomba memang diumumkan di setiap upacara hari Senin. Audi dan timnya beserta pelatih maju untuk menerima pemghargaan dari sekolah.
Kepala sekolah beserta guru lainnya merasa sangat bangga karena dengan usaha latihan yang sudah diadakan kurang lebih 4 bulan ini memberikan hasil yang sangat baik. Dengan usaha yang maksimal dan menekuni apa yang diarahkan oleh pelatih merupakan salah satu kunci yang dipegang teguh oleh Audi selama proses latihan berlangsung.
Pada saat pulang sekolah, Audi bertemu teman-temannya di warung Bi Reni untuk memesan wedang jahe. Wedang jahe merupakan minuman kesukaan Audi di saat seperti apa pun, mau itu sedang hujan ataupun tidak. “Selamat buat Audi ama temen-teman. Bibi denger Audi sama temen-temen menang lomba kemaren, mana teh traktirannya buat Bibi.” kata Bi Reni.
“Ini, Bi, Audi bawain bolu kukus kesukaan Bibi, waktu itu pernah dateng ke rumah kan diabisin sama Bibi bolu yang ini.” balas Audi sampai tertawa kecil.
“Makasih banyak Aa Audi mah emang paling baik sama Bibi. Besok-besok Bibi bikinin wedang jahe buat Audi bikin di rumah.” ucap Bi Reni.
Keesokan harinya, Audi menerima pemberian Bi Reni dan mengucapkan terima kasih kembali.
Setelah melewati banyaknya ujian di kelas tiga dan menuju bulan terakhir menduduki bangku kelas tiga, Audi, Damino, dan Rasya memutuskan untuk memilih SMA yang berbeda. Dikarenakan Damino pindah ke Jakarta, ikut ayahnya yang dinas. Rasya memilih sekolah pilihan orang tuanya dan Audi sendiri masuk ke SMA unggulan di Kota Bogor yang memiliki ekskul basket terbaik.
Teman-temannya, Bi Reni, dan keluarganya memang selalu memberikan dukungan untuk Audi dan juga sebaliknya. Walaupun Audi, Damino, dan Rasya tidak bersama pada saat SMA, namun mereka tetap berteman baik sampai umur mereka yang sekarang yaitu 20 tahun.
Damino tidak jarang mengunjungi mereka ke Kota Bogor dan juga Audi pernah mengikuti lomba basket yang dilangsungkan di sekolah Damino serta Rasya yang membuat mereka sering bertemu kembali.