Hits: 138
Naomi Adisty
Pijar, Medan. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) kembali melakukan aksi tahunan sebagai bentuk solidaritas dan menyerukan isu terkini setelah pandemi Covid-19 berakhir. Mengangkat topik “Regenerasi Petani Indonesia” atau disingkat REPETISI 2023, mereka mengadakan aksi berupa seminar dan pembagian bibit pohon. Kegiatan tersebut berlangsung pada Jumat (17/03/2023).
Dimulai dengan diadakannya seminar yang berlangsung di Fakultas Pertanian pada pukul 08.00—11.00 WIB. Aksi dilanjutkan dengan turun ke jalan sekitar fakultas yang ada di USU sembari menyerukan ekspresi isu terkini. Kegiatan tersebut diikuti oleh kurang lebih 300 hingga 400 mahasiswa, terkhususnya oleh mahasiswa stambuk 2022. Sementara, panitia sendiri berasal dari stambuk 2021 yang telah dibentuk sejak 28 November 2022.
Kegiatan ini bertujuan untuk menyerukan dan menyadarkan bahwa petani Indonesia membutuhkan regenerasi.
“Untuk sadar betapa pentingnya regenerasi petani Indonesia. Karena cepat atau lambatnya generasi muda yang mengubah nasib petani Indonesia. Memberikan kesadaran bahwa pentingnya petani untuk meregenerasi. Petani tidak selamanya dikerjakan atau identik dengan orang tua,” jelas Reza Nasriyadi Limbong selaku ketua panitia.
Selain itu, bukti nyata yang mereka berikan terkait regenerasi pertanian Indonesia dan kepedulian generasi muda disisipkan lewat pembagian bibit ke beberapa fakultas. Adapun beberapa fakultas tersebut diantaranya Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Teknik. Tiap fakultas mendapatkan tiga bibit.
Meskipun tampak terjadi kemacetan di area sekitar USU, nyatanya aksi ini pun berjalan lancar tanpa ada kerusuhan. Hal itu terlihat dari adanya pengamanan patroli USU.
“Aksi ini tentu legal dan sudah mendapatkan izin dari kampus. Kami sudah mendapatkan izin dari Mako Satpam dan dari pihak dekanat,” tanbahnya lagi.
Kegiatan ini telah berlangsung sejak tahun 2012 dan termasuk dalam agenda tahunan. Di mana tiap stambuk membuat aksi dengan konsep maupun tema yang berbeda diangkat dari isu terkini.
“Saya bangga sebab dari kegiatan ini dapat menutup stigma bahwa pandangan adanya kerusuhan yang terjadi. Lewat kegiatan ini mengubah menjadi menyerukan hal positif dengan membuka pola pikir mahasiswa. Harapannya juga agar mahasiswa mampu meregenerasi dan mengelola pertanian Indonesia, bukan hanya menjadi budak korporat saja,” harap Hendra, mahasiswa pertanian stambuk 2018.
(Redaktur Tulisan: Marcheline Darmawan)