Hits: 77
Dheandra Hanani N. br Meliala / Miftahul Jannah Sima
Pijar, Medan. Jika mendengar kata ‘tampar’ tentu perasaan kita sedikit bergidik ngeri mengingat ‘tampar’ merupakan salah satu perbuatan kasar. Terlebih lagi, tamparan sering kali dilayangkan ketika ingin menyakiti orang lain. Tamparan juga identik dengan peran antagonis dalam sebuah serial. Namun, bagaimana jika kegiatan tampar menampar dijadikan sebuah kontes?
Kontes adu tampar, sebuah olahraga yang populer belakangan ini. Kontes adu tampar pertama kali diperkenalkan oleh negara yang selalu membuat dunia terheran-heran yaitu Rusia. Ide ini dideklarasikan pertama kali oleh salah seorang atlet angkat berat yaitu Kirill Sarychev. Kemudian mulai dikenal di seluruh dunia setelah pertama kalinya dipertandingkan dalam ajang Siberian Power Show 2019 di Krasnoyarsk, Rusia, pada 17 Maret 2019.
Kontes ini sudah dijadikan cabang olahraga dan pesertanya bebas dari berbagai kalangan. Selain itu, juga tidak memiliki banyak peraturan. Dilansir dari tirto.id pertarungan ini diikuti oleh dua orang yang didampingi oleh satu wasit. Kedua peserta dipisahkan oleh sebuah meja, yang berguna sebagai pegangan peserta. Wasit dapat menentukan kemenangan jika salah seorang peserta menyerah atau K.O. Jika ada peserta yang melanggar aturan, yaitu tidak menampar di bagian samping wajah, maka wasit berhak menentukan didiskualifikasi atau tidak.
Setiap peserta yang ingin mengikuti kontes ini wajib lulus dalam tes medis, hal ini dilakukan untuk melihat apakah peserta benar-benar kuat dan sehat. Bayangkan saja, kita menerima tamparan dengan tenaga yang tentunya tidak main-main dan tepat pada pipi kita, tentu kita harus memiliki fisik dan mental yang kuat.
Jika pada kebanyakan olahraga bela diri peserta diberi kesempatan untuk melawan, beda halnya dengan kontes adu tampar ini. Dalam kontes ini peserta tidak diperkenankan memberi perlawanan. Pertandingan ini juga bukan seperti tinju, dimana kita bisa menghindari serangan, kita hanya diperbolehkan diam dan merelakan pipi kita ditampar lalu kemudian membalasnya dengan tamparan juga tentunya. Kita harus bisa memberikan tamparan yang paling kuat yang kita miliki. Agar kita mampu mengalahkan lawan. Tidak ada batasan saat menampar lawan, “Hajar saja sampai KO!” Begitulah kira-kira jargon yang dapat diberikan ketika menyaksikan kontes ini.
Sama seperti cabang olahraga lainnya, olahraga nyeleneh ini juga mempertemukan dua jagoan di babak final. Dengan begitu yang bertahan sampai akhirlah yang pantas dijadikan pemenangnya. Pemain hanya perlu menyerang dan bertahan.
Pada sebuah kontes, pertandingan dimenangkan oleh petani asal daratan Siberia, yaitu Vasili Kamotski. Dilansir dari situs The Moscow Times, ia memenangkan hadiah sebesar USD 470. Vasili sendiri merupakan pegiat olahraga angkat berat dan rutin berlatih di sela-sela aktivitasnya.
Semakin ke sini, semakin banyak cabang olahraga yang di luar akal. Namun, justru karena keunikan dan keanehannya inilah yang membuatnya semakin berbeda dengan olahraga lainnya dan memiliki tantangan tersendiri bagi yang berminat.
Karena melihat respon publik yang ramai di media sosial, kontes ini diyakini akan kembali diselenggarakan di Siberian Power Show. Ajang kompetisi ini mulai mendapat atensi dunia setelah sebelumnya hanya mempertandingkan cabang olahraga binaraga, angkat berat serta adu panco.
(Editor: Muhammad Farhan)