Hits: 54

Cut Tasya Salsabila

Pijar, Medan. Indonesia memiliki keberagaman kebudayaan, salah satunya di bidang seni musik, angklung. Namun, tidak semua orang khususnya generasi muda mengenal angklung. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang angklung, Museum Sumpah Pemuda mengadakan bincang daring dengan mengangkat tema “Mengenal Angklung Sebagai Warisan Kebudayaan Indonesia” langsung melalui kanal YouTube Muspada pada Senin (15/06) pagi.

Acara ini menghadirkan Kang Opik, CEO Saung Angklung Udjo, sebagai narasumbernya. Melalui perbincangan daring ini, beliau menegaskan bahwa angklung adalah intangible cultural heritage (warisan budaya takbenda) dikarenakan angklung tidak hanya berperan sebagai alat musik tapi juga memiliki sifat hidup dan menghidupi masyarakat di berbagai bidang termasuk ekonomi. Oleh karena itulah, badan organisasi dunia UNESCO menetapkan angklung sebagai salah satu warisan kebudayaan dunia.

Museum Sumpah Pemuda tidak hanya membahas hal-hal berkaitan angklung namun juga memperkenalkan Saung Angklung Udjo yang mana telah berperan besar aktif mempromosikan kebudayaan Indonesia ke nasional dan Internasional sejak tahun 1966.

Saung Angklung Udjo, telah melakukan berbagai macam diplomasi angklung dan kebudayaan Indonesia. Tercatat sejak tahun 1977-2019, mereka sudah melakukan kunjungan domestik dan mancanegara dengan total 3.484.892 kunjungan. Tidak hanya itu, saung ini juga mengekspor angklung dengan jumlah besar hingga ribuan tiap tahunnya. Selain melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, terdapat pula pelatihan workshop yang berkaitan dengan kebudayaan, alam, serta pendidikan yang menarik wisatawan saat berkunjung ke Bandung.

“Rasanya seperti belum ke Bandung kalau belum singgah ke Saung,” ujar Kang Opik.

Dalam membangun kebudayaan lokal, agar tidak terkesan monoton, saung turut menciptakan hal-hal baru yang hits sehinga dapat dinikmati oleh semua pihak khususnya milenial seperti mengadakan kolaborasi dengan artis terkenal nasional dan internasional. Meskipun begitu, saung tetap memelihara dan memiliki nilai-nilai sehingga perkembangan seni di Indonesia dapat tetap terjaga walaupun kini mulai terasa sulit dikarenakan globalisasi dan perkembangan zaman.

Sayangnya untuk saat ini, dikarenakan berada di tengah pandemi, kegiatan saung tidak berjalan sebaik biasanya. Memang terdapat alternatif lain seperti aplikasi Zoom dan semacamnya namun kegiatan tersebut hanya dapat dilakukan terbatas. Hal ini berdampak kepada para anggota sehingga mereka harus mencari kegiatan sampingan lain agar bisa mempertahankan seni dengan cara masing-masing.

Lebih lanjut, Saung Angklung saat ini sedang memantau untuk menjalankan kegiatan secara perlahan dengan tetap mengikuti protokol yang ada mulai siang ini. Ke depannya, Kang Opik berharap angklung dapat berjaya di Indonesia dan tidak kalah pamornya dengan promosi yang ada di luar negeri.

(Redaktur Tulisan: Intan Sari)

Leave a comment