Hits: 16
Yayang Prilli Wandari
“Ma bilang aku sungguh harus dibungkus dengan karpet sekarang, Nick Tua mungkin akan datang lebih awal karena aku sakit. Kami mengucapkan rencana kami berulang-ulang. Mati, Truk, Menggeliat keluar, Lompat, Lari, Seseorang, Pesan, Polisi, Obor las.”
Pijar, Medan. Karya sastra dapat dikatakan sebagai buah dari imajinasi pengarangnya, namun tidak bisa dipungkiri bahwa imajinasi itu tercipta dari pengetahuan dan pengalaman yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Seperti novel Room yang menceritakan tentang kisah kekerasan yang terjadi pada perempuan.
Room merupakan sebuah novel yang terbit pada tahun 2010, karya pengarang Irlandia-Kanada Emma Donoghue yang juga merupakan seorang pengarang drama, sejarawan kesusastraan, dan penulis naskah di negaranya.
Diawali dengan kisah penculikan yang dialami oleh perempuan yang didalam novel lebih dikenal dengan sebutan Ma. Penculikan seorang mahasiswi berusia 19 tahun ini dilakukan oleh seorang pria bernama Nick Tua. Ma dimasukkan dan dikurung di dalam gedung rumah Nick Tua yang diberi nama “Room”.
Ma banyak mendapat kekerasan, baik secara fisik, emosional maupun seksual. Ia bahkan dijadikan sebagai budak nafsu dari laki-laki bernama Nick Tua itu sehingga ia hamil dan melahirkan seorang anak yang diberi nama Jack.
Selama bertahun-tahun Jack tinggal bersama ibunya di room. Di dalamnya terdapat sebuah tempat tidur, dapur kecil, bathup mandi, lemari pakaian, dan TV. Karena hanya itu yang ia ketahui, Jack percaya bahwa hanya kamar dan barang-barang di dalamnya termasuk dirinya dan Ma yang nyata. Ma yang tidak ingin mengecewakan Jack dengan kehidupan yang tidak bisa dia berikan, membuat Jack percaya bahwa dunia luar hanya ada di televisi.
Hingga pada usianya yang ke lima tahun, Jack mendapatkan cerita baru dari Ma-nya, bahwa dunia luar yang dilihat di dalam TV adalah nyata. Ma-nya juga bercerita tentang apa yang selama ini dilakukan Nick Tua padanya. Lalu Ma menyusun rencana agar mereka bisa keluar dari Room itu dengan menyuruh Jack berpura-pura mati.
Emma berhasil membuat pembaca bersimpati dengan kisah yang menggambarkan keadaan psikologi anak yang berada dalam kurungan selama bertahun-tahun. Hal ini dapat kita lihat meskipun Jack dan Ma sudah bebas, namun Jack merasa sangat tidak nyaman berada di luar room, ia sering merasa ketakutan jika bertemu dengan orang baru, bahkan ia tidak mau berbicara selain dengan Ma.
Yang istimewa dari buku ini adalah bagaimana Emma Donoghue menceritakannya dari sudut pandang seorang anak usia 5 tahun. narasinya begitu nyata dan khas anak kecil. Seperti ketika Jack mempertanyakan kenapa Ma harus membuat rencana melarikan diri. Untuk Jack, Karpet, Meja, Lemari, Dinding, semua adalah temannya sejak lahir dan Jack tidak ingin meninggalkan mereka. Dan yang paling menarik adalah bagaimana Ma berusaha keras untuk membuat Jack mengerti bahwa mereka harus melarikan diri.
Novel yang menjadi buku terbaik versi New York Times 2010 dan telah diterjemahkan dalam 35 bahasa ini juga telah di filmkan yang juga berjudul Room, dirilis pada November 2015, dan dibintangi oleh Brie Larson dan Jacob Tremblay.
(Redaktur Tulisan: Intan Sari)