Hits: 18
Hidayat Sikumbang
Pijar, Medan. Duel sengit antara kedua tim yang sama-sama pernah berjaya di era perserikatan berlangsung di Stadion Teladan, Medan. PSMS Medan dan PSM Makassar harus bertarung dalam lanjutan Liga 1 pekan ke-17, Senin (23/7) lalu.
Meskipun sebagai tuan rumah, PSMS memiliki tren buruk setelah lima kekalahan beruntun yang berujung dengan dipecatnya Djajang Nurjaman. PSMS pun akhirnya memilih Peter Butler, pelatih yang sempat membangun tim Persipura Jayapura pada awal musim 2018. Kedatangan Butler pun juga berimbas dengan dipecatnya Dilshod Sharofetdinov, pemain asal Uzbekistan yang posisinya bahkan nyaris tak tergantikan sebagai jenderal lini tengah PSMS Medan.
Tanpa Dilshod, PSMS menerapkan formasi 3-5-2. Reinaldo Lobo yang selama ini diposisikan sebagai benteng terakhir dari Ayam Kinantan diubah menjadi bek sayap. PSMS juga masih belum bisa diperkuat playmaker andalannya, Frets Butuan yang harus mengikuti Pekan Olahraga TNI Angkatan Darat (PORAD) di Magelang bersama kesatuan Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad). Oleh sebab itu, dalam laga kali ini, PSMS menumpuk lima pemain di lini tengah dan hal ini terbukti berhasil. PSMS yang terbiasa memainkan umpan-umpan pendek, kali ini lebih pragmatis. PSMS yang terbiasa menerapkan satu–dua sentuhan di laga melawan PSM Makassar menerapkan umpan-umpan lambung. Hal ini tak lepas dari kehadiran seorang Peter Butler.
Laga perdana dari seorang Butler pun harus ditunda beberapa menit. Hujan lebat yang mengguyur Kota Medan pada Senin malam membuat laga harus ditunda beberapa saat. Belum lagi, lampu stadion yang padam mengharuskan kedua kesebelasan menunggu.
Pada pukul 19.21, laga pun dimulai. Kedua kesebelasan saling berbalas serangan. Permainan terbuka yang ditampilkan kedua kesebelasan membuat laga berjalan alot. Akan tetapi, Dewi Fortuna belum berpihak ke tuan rumah. PSMS tertinggal lebih dahulu pada menit ke-9. Muhammad Rahmat berhasil menyarangkan gol pertama di laga ini lewat sundulan mautnya yang menghantam jala Abdul Rohim. Berawal dari serangan sayap, umpan silang Rizky Pellu sukses dikonversi menjadi gol.
Tak mau tertinggal, PSMS semakin gencar menerapkan strategi menyerangnya. Ayam Kinantan akhirnya menemukan tajinya setelah Legimin Raharjo mencetak gol lewat tendangan spektakulernya. Sempat memiliki ruang tembak, Legimin langsung menghujamkan bola dengan tembakan dari luar kotak penalti. Skor sama kuat, 1-1. Hasil ini pun tak berubah hingga jeda babak pertama.
Memasuki babak kedua, PSMS Medan yang tampil di kandang sendiri langsung menerkam lini pertahanan PSM Makassar. Kedua tim yang sama-sama tampil menyerang pun membuat rasa dingin yang sedang melanda Kota Medan pun tak lagi terasa. Panasnya laga antara kedua kesebelasan pun semakin terasa setelah 5 kartu kuning dikeluarkan dari kantong wasit Musthofa Umarella.
Tepat pada menit ke-77, PSMS dihadiahkan penalti. Reinaldo Lobo yang ditunjuk sebagai algojo pun sukses melaksanakan tugasnya dengan baik. Skor berubah, 2-1. Tuan rumah yang semula unggul kali ini sukses membalikkan keadaan.
PSM yang di atas kertas jauh diunggulkan pun merespon. Ayam Jantan dari Timur ini menggedor habis-habisan barisan pertahanan PSMS. Namun alih-alih menyamakan kedudukan, PSMS malah menambah pundi-pundi golnya lewat tendangan bebas yang dilesakkan Legimin Raharjo pada menit-menit akhir. Dengan hasil ini, PSMS sukses menghapus tren buruknya setelah kalah lima kali berturut-turut. Dan naik satu peringkat dari posisi juru kunci dengan 18 poin. Sedangkan PSM Makasar harus puas di posisi kedua dengan torehan 28 poin.
Hasil ini tentu saja membuat puas Peter Butler. Butler yang baru saja menukangi PSMS mengakui minimnya persiapan, namun bukan berarti itu membuatnya kesulitan dalam menakhodai skuad Ayam Kinantan. “Kami baru latihan tiga kali sebelum pertandingan. Mereka punya banyak pemain dengan kualitas bintang, seperti Pluim dan banyak lagi. Mereka juga tinggi. Jadi saya tempatkan Roni, dia bisa memenangkan bola-bola pertama. Saya senang sekali dengan penampilan Roni, Roby, Lobo, dan semua pemain,” ujarnya. Sementara itu, Robert Rene Albert yang merupakan pelatih dari skuad Ayam Jantan dari Timur menyesalkan kinerja wasit Musthofa yang dinilai tidak berimbang. “Orang orang yang nonton lewat televisi mengirimi saya messenger, tapi saya tidak bisa bilang apa-apa ya, tapi begitulah. Dia barusan tanya soal wasit itu, saya ndak bilang apa-apa,” pungkasnya.
(Redaktur Tulisan: Intan Sari)