Hits: 14
Grace Kolin
Pijar, Medan. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan mengadakan bincang-bincang bersama Willy Agus Utomo, Effendi Situmorang, dan Edy Faisol dalam Diskusi Publik, Refleksi Hari Buruh Sedunia bersama di d’Palazz Café & Boutique (03/05). Acara ini dibuat sebagai bentuk tanggapan terhadap aksi Hari Buruh (Mayday).
“Kebebasan jurnalis masih terbelenggu di perusahaannya. SEPAKAT yang hadir sejak tahun 2008 lahir karena kesadaran berserikat,” ujar Edy Faisol. Menurutnya, sudah sangat wajib dan penting bagi jurnalis dalam hubungan pekerjaannya. Yang menjadi masalah adalah, kesadaran berserikat pada sebagian pekerja media masih sangat rendah. Padahal, resiko pekerjaannya tinggi.
Faisol juga menuturkan, serikat pekerja berfungi untuk memperjuangkan hak-hak jurnalis sekaligus sebagai wadah untuk membangun perlindungan dan silaturahmi untuk mencapai kesejahteraannya. “Kawan-kawan saat ini masih menikmati upah yang belum layak. Pemenuhan kebutuhannya masih rendah. Jika perekonomiannya rendah, maka karya jurnalistiknya akan dipengaruhi kepentingan luar, di sisi lain dia harus memenuhi kebutuhan informasi yang baik,” katanya.
Kepala Seksi Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja Medan, Effendi Situmorang mengatakan, pihaknya mencatat 900 unit kerja yang mana tidak ada satupun serikat yang beranggotakan dari insan pers. Padahal menurutnya, untuk membuat serikat pekerja sangat mudah. Pembentukannya hanya memerlukan minimal 10 orang dengan menyertakan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) dan memilih struktur kepengurusan berikut pemenuhan syarat administrasi lainnya.
“Ini forum penting. Karena dengan berserikat, tentunya ada banyak manfaatnya. Untuk berjuang bersama apapun resikonya. Meskipun memang bisa jadi ada trauma,” kata Willy Agus Utomo, Ketua Federsi Serikat Pekerja Metal Indonesia Sumatera Utara.
Diskusi publik ini menekankan bahwa, saat ini eksistensi serikat pekerja pers sangat urgen dan wajib untuk segera dibentuk. Jika pun belum bisa dibentuk pada setiap perusahaan, setidaknya dapat dibentuk dalam tataran lintas media.
Redaktur Tulisan : Maya Andani